Artikel ini berisi contoh teks negosiasi dalam bentuk narasi. Beberapa waktu sebelumnya, kita telah merampungkan pembahasan teks negosiasi dalam berbagai bentuk contoh, seperti teks negosiasi yang dilakukan di lingkungan keluarga, negosiasi 4 orang, dan contoh teks negosiasi singkat. Seluruh pembahasan ini bisa Anda baca melalui link berikut ini:
- Contoh Teks Negosiasi Singkat
- Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Keluarga
- Contoh Teks Negosiasi 4 Orang
Sekarang, kita masih akan membahas seputar teks negosiasi, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Pada contoh sebelumnya, semua teks negosiasi yang ditampilkan berbentuk dialog atau percakapan, namun pada contoh kali ini teks negosiasi tersebut disajikan dalam sebuah narasi.
Sebagaimana yang diketahui, narasi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf dari sebuah tulisan yang menceritakan rangkaian peristiwa secara urut dari waktu ke waktu (awal, tengah, dan akhir). Nantinya, kita akan gunakan narasi ini untuk menceritakan proses negosiasi.
Sebagaimana yang diketahui, narasi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf dari sebuah tulisan yang menceritakan rangkaian peristiwa secara urut dari waktu ke waktu (awal, tengah, dan akhir). Nantinya, kita akan gunakan narasi ini untuk menceritakan proses negosiasi.
Yuk, mari kita simak bersama contoh berikut ini:
Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi
Setelah membaca paparan singkat di atas, seharusnya kita telah mendapatkan gambaran mengenai bentuk dari teks negosiasi narasi. Proses tawar-menawar yang terjadi diuraikan dalam bentuk cerita singkat. Berikut ini contohnya:
Contoh 1 Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi / Cerita
Pagi itu penjual ikan keliling yang biasa mengelilingi kompleks perumahan di mana Bu Wati tinggal datang. Bu Wati yang memang sudah berlangganan dengan penjual ikan kemudian menghampiri dan mulai mencari ikan yang hendak dibeli. Langsung saja Bu Wati memilih jenis ikan yang di bawa oleh penjual. Ketika hendak menentukan jenis ikan yang akan dibeli, antara ikan Bandeng dan ikan Baronang, Bu Wati menanyakan kepada penjual mengenai kualitas kedua jenis ikan tersebut.Sang penjual mengatakan bahwa semua ikan yang dibawanya kesegarannya terjamin, karena baru subuh tadi di ambil dari tempat pelelangan ikan. Karena, ikan Baronang tampak lebih baik daripada ikan Bandeng maka Bu Wati memilih membeli ikan Baronang. Namun ia tiba-tiba teringat dengan suaminya yang sangat ingin memakan ikan Bandeng, maka ia putuskan untuk membeli ikan Bandeng.
Setelah memutuskan membeli ikan Bandeng, Bu Wati kemudian menanyakan berapa harga yang ditawarkan oleh penjual ikan tersebut. Seekor ikan Bandeng dihargai Rp. 15.000, namun jika membeli sebanyak 4 ekor harganya cuma Rp. 50.000 saja. Bu Wati merasa harga yang ditawarkan penjual terlalu mahal, mengingat ikan Bandeng yang sering ia beli di pasar harganya hanya Rp. 10.000 per ekornya.
Maka, Bu Wati menawar ikan Bandeng tersebut dengan harga Rp. 40.000 untuk 4 ekor. Sang Penjual menolak dengan alasan ia tidak mendapatkan keuntungan jika menjual ikannya dengan harga yang ditawarkan Bu Wati. Kemudian, penjual ikan menurunkan sedikit dari harga semua yakni Rp. 47.000. Namun, Bu Wati merasa jika harga tersebut masih tergolong mahal untuk ikan Bandeng
Bu Wati kemudian menaikkan sedikit tawarannya menjadi Rp. 43.000. Si penjual ikan menyetujui penawaran kedua Bu Wati karena dia merasa harga ini sudah cocok dan bisa mendapatkan sedikit keuntungan. Di sisi lain, Bu Wati juga merasa harga ini pantas untuk ikan Bandeng. Kalaupun ada perbedaan harga dari ikan yang sering ia beli di pasar, hanya Rp. 3.000 saja. Setelah harga disepakati, Bu Wati membayar ikan Bandeng yang dibelinya.
Contoh 2 Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi / Cerita
Sudah sebulan lebih penduduk desa geger karena isu akan dibangunnya jalan melintasi kompleks pekuburan. Rencana ini sebenarnya telah lama di gagas oleh kantor desa karena sangat dibutuhkan untuk mempermudah akses ke jalan utama. Staf Desa pun telah mengukur area yang akan terkena badan jalan. Tiba-tiba pula warga mendatangi Pak RT mengadakan pertemuan mendadak hari Sabtu sore di rumahnya untuk membicarakan rencana pembangunan jalan tersebut."Para warga yang saya hormati, saya tahu kerisauan bapak-ibu sekalian. Mari kita membicarakan masalah ini dan mencari solusinya. Saya sebagai perpanjangan tangan bapak Kepala Desa akan menjelaskan rencana tersebut," kata Pak RT membuka pertemuan.
"Begini Pak RT, kami sebagai warga masyarakat menilai bahwa pembangunan jalan tersebut tidak tepat. Karena, badan jalannya akan mengenai makam. Kami menyatakan tidak setuju dengan pembangunan tersebut," kata seorang warga.
"Iya, memang seperti itu nantinya, ada beberapa makam yang akan tepat di lewati badan jalan. Tetapi, jalan ini sangat dibutuhkan oleh seluruh warga desa. Sekarang ini warga harus memutar sangat jauh untuk menuju ke jalan provinsi. Jika jalan baru ini sudah jadi, maka jaraknya akan sangat dekat" kata Pak RT menjelaskan.
"Apa tidak sebaiknya pak rencana tersebut dipindahkan ke lokasi lain. Mengingat, area yang akan dibangun adalah pekuburan, kami tidak mau makam keluarga kami dirusak karena pembangunan jalan baru ini," Sahut warga lainnya.
"Dipindahkan ke lokasi lain kayaknya tidak mungkin pak, karena dana dari desa sangat terbatas. Kita pasti harus melakukan pembebasan tanah terlebih dahulu dan ini membutuhkan dana yang sangat besar. Berbeda dengan tanah lokasi pekuburan tersebut, tanahnya adalah milik desa," Pak RT menjelaskan.
Pak RT melanjutkan; "soal makam keluarga bapak-ibu, tetap akan diperlakukan secara layak. Kita akan pindahkan makam yang terkena dampak ke tempat lain di dalam kompleks pekuburan. Jadi, desa akan menanggung semua biaya pembuatan makam baru."
"Kalau begitu memang rencana kantor desa, kami setuju asalkan makam keluarga kami dipindahkan dengan makam yang baru dan layak. Kami juga sadari bahwa jalan itu memang penting buat warga, hanya saja kami risau dengan makam tersebut,".
"Baiklah kalau begitu bapak-ibu, kiranya kita semua sudah sepakat dengan pembangunan jalan itu. Saya berterima kasih kepada bapak-ibu sekalian yang mau membicarakan ini secara baik-baik dan menerima rencana pembangunan jalan tersebut" kata Pak RT senang.
Contoh 3 Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi / Cerita
Pada Minggu sore seorang anak remaja yang bernama Budi berkunjung ke toko hendak membeli tas sekolah karena tas yang ia pakai selama ini telah rusak. Ia pun mendatangi salah satu toko penjual tas di kawasan pertokoan.Sesampainya di toko tersebut, Budi pun bertanya-tanya kepada si penjual tentang kisaran harga dan kualitas tas yang dijual di toko tersebut.
"Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana yah pak?"
"Oh iya dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai dari harga Rp. 100.000 sampai Rp. 500.000."
"Oh begitu yah. Apa boleh melihat model dan warna tasnya pak?"
"Boleh dek, di sebelah sini. Ikut bapak saja."
Budi pun mengikut si penjual berkeliling melihat-lihat tas. Di salah satu rak, Budi melihat tas yang membuatnya tertarik, ia suka model dan warnanya. Ia pun menghampiri rak tersebut dan menanyakan harga tasnya ke penjual.
"Kalau boleh tahu harga tas yang ini berapa yah pak?"
"Kalau yang ini harganya Rp. 250.000 dek"
Budi merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.
"Kok, mahal banget ya pak, apa tidak bisa di tawar?"
"Iya dek, karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau di tawar berapa dek?"
"Rp. 180.000 aja pak tasnya"
"Aduh dek, kalau harga segitu belum bisa."
"Saya tambah deh pak Rp. 10.000, jadi Rp. 190.000 bagaimana pak?"
"Maaf dek belum boleh turunnya terlalu banyak. Bagini saja, bapak turunkan menjadi Rp. 235.000 bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah."
"Turunin dikit dong pak, Rp. 220.000 aja."
"Iya deh kalau begitu, boleh di ambil dengan harga segitu"
Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua pun beranjak menuju tempat kasir untuk membayar harga tas. Akhirnya, Budi mendapatkan tas sekolah yang ia inginkan.
Tips Menyusun Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi
Berikut ini adalah beberapa tips atau cara menyusun teks negosiasi dalam bentuk narasi:- Tentukan terlebih dahulu tema negosiasi yang akan disusun
- Tentukan para pemeran dalam teks negosiasi
- Bagi proses negosiasi ke dalam bagian awal, perkembangan, dan bagian akhir
- Di akhir proses, harus ada kesepakatan