Ambalan Pandawa Srikandi
SMA Negeri 1 Purwodadi memiliki organisasi kepramukaan tingkat penegak yaitu Ambalan Pandawa untuk anggota pramuka putra dan Ambalan Srikandi untuk anggota putri.Ambalan Pandawa-Srikandi terdaftar di Kwartir Ranting Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan nomor gugus depan (gudep) 11.15.04.353 untuk Ambalan Pandawa dan 11.15.04.314 untuk Ambalan Srikandi. Artinya gugus depan yang berpangkalan di SMA 1 Purwodadi terletak dalam wilayah Kwarda 11 Jawa Tengah, Kwarcab 15 Kabupaten Grobogan dan Kwarran 04 Kecamatan Purwodadi.
Nama Pandawa Srikandi dipilih sebagai nama Ambalan/Organisasi Gerakan Pramuka Penegak merupakan sebuah cita-cita dari Ambalan sesuai aspirasi dan mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.
Nama Pandawa Srikandi sendiri diambil dari cerita pewayangan Mahabarata.
Dalam cerita tersebut digambarkan sebuah peperangan antar kebaikan dan kejahatan,
perjuangan atas ketidak adilan. Dimana pihak Pandawa yang ber jumlah 5 orang di
bantu oleh seorang senopati Putri bernama Srikandi berperang melawan Kurawa yang
berjumlah seratus orang. Inti dari cerita itu selama masih berpihak pada kebenaran
walaupun jumlah kita sedikit dan kita selalu kompak serta bahu membahu maka musuh
atau masalah sebanyak dan sebesar apapun yang menghadang dapat kita selesaikan.
Pelajaran yang dapat diambil oleh setiap anggota Ambalan Pandawa Srikandi
adalah
1. Jangan takut untuk menegakkan kebenaran dan keadilan meskipun melawan
oaring terdekat atau orang yang dihormati sekalipun.
2. Selalu optimis dalam menghadapi sesuatu masalah, tantangan dan hambatan
sebesar apapun.
3. Walaupun sedikit selama kekompakan dan kebersamaan selalu dijaga pasti bisa
mengatasi semua persoalan, masalah, hambatan maupun tantangan yang ada.
4. kaum perempuan juga ikut berperan dalam membuat suatu perubahan atau
perbaikan menuju kehidupan yang lebih baik.
Selain mempelajari tentang Pandawa dan Srikandi secara umum berdasar cerita Mahabarata, diharapkan anggota Pramuka Ambalan Pandawa Srikandi juga meneladani sifat-sifat dari tokoh -tokoh pandawa dan srikandi:
Sifat-sifat Pandawa dan Srikandi
• Puntadewa : Orangnya sabar, tak pernah marah, sehingga sering dijuluki
berdarah putih. Ia jarang berperang, senjatanya Jimat Kalimasada
• Bima : Tubuhnya tinggi besar, memiliki kuku pancanaka, tidak bisa berbahasa
halus (selalu ngoko) kecuali kepada Dewa Ruci , Ia lambang kekuatang
pandawa. Semboyannya Mati satu mati semua.
• Arjuna : Seorang yang sangat sakti dan rupawan, gemar bertapa, sebagian
kesaktian Dewa Wisnu turun kedalam dirinya.
• Nakula & Sadewa : Mereka kembar, pendekar sakti yang mempunyai loyalitas
total kepada keluarga Pandawa.
• Srikandi : seorang pahlawan teladan wanita yang cantik. Selain pandai
mengurus rumah tangga sebagai layaknya kodratnya sebagai wanita, ia juga pandai berperang.
FILOSOFI PANDAWA SRIKANDI
Siapa tak kenal Pandawa Srikandi
Kesatria penegak kebenaran sejati
Selalu berjuang demi tegaknya keadilan Menumpas kebatilan memberikan
kedamaian
Tolong menolong sesama hidup Bahu membahu membangun kemakmuran
Musuh besar bukan halangan
Bekal persatuan semua diterjang
Yudistira yang tertua
Selalu jujur dalam setiap perkataan
Setiap kata dan janjinya bisa dipercaya
Sabda panditha ratu tan kena wola-wali
Sekali berucap nyata tak berarti dua Memegang teguh prinsip yang
diucapkannya
Bijak dalam memutuskan
Adil dalam bertindak dan bersikap
Bima yang perkasa
Kuat dalam bertarung
Gagah dalam bertindak
Teguh dalam bersikap
Tabah dalam cobaan
Patuh pada kebenaran
Berani karena benar
Kasar bicara bukan kurang ajar
Tanda bukti tak bedakan derajad
PANDAWA
Sekali bertindak maju
Pantang surut kebelakang
Arjuna yang rupawan
Pemberi kejayaan disetiap pertempuran Ditakuti lawan karena kemampuan
Tahan godaan bila bertekat
Selalu khusuk dalam berdoa
Sopan dalam bertindak serta kesatria Ramah dalam berucap dan bertutur kata Diandalkan dalam kesulitan
Nakula dan Sadewa
Giat bekerja tak perlu perintah Ikhlas melayani tanpa minta balas Hormat pada yang lebih tua
Peran kecil tak berarti sia-sia
Tanpanya tak ada Pandawa
Srikandi yang jelita
Wanita perkasa tak kalah dengan pria Tegas dan berani dalam bertindak
Namun anggun dan lembut dalam bersikap
Setia pada janji, patuh dalam perintah Mandiri serta percaya diri
Kesatria sejati yang tak lupa jati diri Medan perang senopati yang mumpuni Dirumah istri yang penuh kasih
SRIKANDI
Pusaka Ambalan
a. Ambalan Pandawa
Pusaka Ambalan Pandawa adalah Gada, seperti yang digunakan pada kisah-kisah
Pandawa.
1) Makna : Gada yang besar melambangkan keperkasaan dan ketangguhan serta
kebijakan, dan memaknai bahwa Anggota Pandawa adalah orang-orang yang tangguh serta bijak dalam menghadapi kehidupan. Tak gentar dan kuat dalam menghadapi segala rintangan yang ada.
2) Bentuk : memanjang dengan tiga bulatan yang tersusun mengecil ke bawah.
melambangkan Trisatya, serta filosofi hidup bahwa kekuasaan dan
kekuatan terbesar hanya ada yang "DI ATAS (Tuhan)", lekuk dan bulatan
melambangkan rintangan, yang harus dihadapi dalam mencapai
kebenaran.
3) Tempat : Kotak Pusaka
mempunyai makna, alat dan tempat tak terpisahkan yang melambangkan
bahwa anggota Pandawa harus dapat bersatu dan bekerja sama,
walaupun berbeda. Selain itu juga melambangkan bahwa Anggota
Pandawa tidak boleh melupakan tentang darimana mereka berasal.
b. Ambalan Srikandi
Pusaka Ambalan Srikandi adalah Busur dan Panah.
1) Makna : Busur dan panah melambangkan kesatuan yang tidak akan terpisahkan.
Busur tidak akan berguna tanpa anak panah dan sebaliknya.
Bermakna bahwa Srikandi merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan
satu dengan yang lain walau dengan segala perbedaan. Jiwa
kebersamaan akan selalu berkobar dalam hati para Anggota Ambalan
Srikandi
2) Bentuk : Rentangan Busur dan Anak Panahnya
Mempunyai makna bahwa Anggota Ambalan Srikandi akan selalu siap dalam kondisi dan situasi apapu seperti rentangan busur yang siap dilepaskan menuju sasarannya.
3) Tempat : Kotak Pusaka
mempunyai makna, melambangkan bahwa Anggota Srikandi tidak boleh
melupakan tentang asal mula keberadaan mereka serta darimana mereka
berasal.
c. Pusaka Ambalan digunakan pada upacara-upacara yang berkaitan dengan Adat Ambalan
Pandawa-Srikandi.
MARS PANDAWA SRIKANDI Cipt : Muji Arianto ( Pradana DA 98/99) Dipopulerkan oleh : Dewan Ambalan 98/99 & 99/00
I= C
5 5 5 3 3 4 6 5
Pra-mu-ka Ge-ra-kan ka-mi,
5 4 3 2 2 2 5 6 5 4 3
Pan da wa Sri kan di Am bal an ka mi
3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 1 2 3 4 6
Ti ga li ma ti ga ,Ti ga sa tu em pat Gu dep ka mi
1 1 7 7 6 6 5 1 1 7 7 1 2 1
S M U Sa tu Pur wo da di Pang kal an ka mi
5 3 4 5 5 5 6 5
Da sa Dhar ma Mo ral kami,
4 3 2 6 5 4 3
Tri Sat ya Jan ji ka mi
3 3 4 5 1 2 3 4 6
Su ka re la si fat ka mi
1 7 6 5 1 7 7 1 2 1
Be ker ja sa ma mem bang un ne gri
Reff :
1 2 3 4 4 4 6 6 6 3 5
Ma ri lah ber sa ma- ber sa ma ka mi
3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 5
Me ma ju kan G'ra kan Pra mu ka I ni
1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 4 6 6 6 3 5
Ti ga li ma ti ga, ti ga sa tu em pat sla lu be ra ni
3 4 3 2 3 4 4 3 2 1
me ne gak kan ke ya kin an I ni
1 2 3 4 4 4 6 6 6 3 5
Ma ri lah ber sa ma- ber sa ma ka mi
3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 5
Me ne gak kan Pan ji Pra mu ka I ni
1 2 3 4 4 4 6 6 6 3 5
Pan dha wa Sri kan di sla lu se ha ti
3 4 3 2 3 4 3 3 2 1
De mi bang sa dan I bu per ti wi
3 4 3 2 3 4 4 3 2 1
De mi ne g'ri yang ter cin ta I ni
SANDI AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
KITA BERAMBALAN UNTUK BERSATU, BERSAUDARA DAN BEKERJA
PRAMUKA INDONESIA PATRIOT PARIPURNA MANUSIA SEJATI TEGUH MEMEGANG JANJI BERGUNALAH HIDUP INI BAGI KELUARGA, KAWAN, BANGSA, DAN NEGARA
SETIA ITU PASTI, JUJUR ITU WAJIB SOPAN DALAM BERTINDAK, SERTA PERWIRA
SEDAP DALAM BERBICARA
KAWAN SETIAP MAKHLUK
MENOLONG SIAPA SAJA TANPA PAMRIH
SAYANG KEPADA SESAMA TAK HANYA DI
BIBIR
BERTANGGUNG JAWAB DALAM TUGAS KEWAJIBAN
PANDU INDONESIA TERCINTA
SENYUMLAH DALAM DUKA, TENANGLAH DALAM SUKA
HEMATLAH DALAM BERBICARA, TENAGA DAN BENDA
BERGUNA BAGI AMANAT PENDERITAAN RAKYAT
SUCI SEBAGAI TELADAN BERFIKIR, BERKATA DAN BERBUAT
BERJASA TANPA MINTA NAMA
TUNDUK REDUP DAN BERDOA MEMOHON
KEPADANYA SEMOGA TUHAN BERSAMA
KITA
AMBALAN PANDAWA
ARTI LAMBANG :
1. Segi Lima : Melambangkan dasar negara yaitu Pancasila
2. Bintang : Melambangkan ketakwaan terhadap Tuhan YME
3. Bunga Lily : Melambangkan pandu dunia
4. Cikal : Melambangkan orientasi penegak terhadap
lingkungan
5. Gada : Melambangkan senjata PANDAWA
6. Pita Merah Putih : Melambangkan bendera kebangsaan yaitu
bendera merah putih
7. Tulisan Pada Pita : Bertuliskan “PANDAWA”melambangkan nama
ambalan
8. Sayap : Melambangkan tantangan bagi gudep 353 yang
luas dalam mengabdi masyarakat dan lingkungan
9. Sepuluh helai sayap ; Melambangkan DASADARMA
ARTI WARNA:
1. Hitam : Teguh, tegas, kesungguhan hati
2. Merah : Semangat keberanian yang pantang menyerah
3. Kuning : Keagungan, kejayaan, kecerdasan dan
kebijaksanaan
4. Putih : Keprasahajaan hidup dan kesucian abadi
5. Hijau : Kemakmuran dan kesetiaan abadi
AMBALAN SRIKANDI
ARTI LAMBANG :
1. Segi Lima : Melambangkan dasar negara yaitu Pancasila
2. Bintang : Melambangkan ketakwaan terhadap Tuhan YME
3. Bunga Lily : Melambangkan pandu dunia
4. Cikal : Melambangkan orientasi penegak terhadap
lingkungan
5. Busur & Panah : Melambangkan senjata SRIKANDI
6. Pita Merah Putih : Melambangkan bendera kebangsaan yaitu
bendera merah putih
7. Tulisan Pada Pita : Bertuliskan “SRIKANDI” melambangkan nama
ambalan
8. Lidah Api : Melambangkan semangat bagi gudep 314 dalam
mengabdi masyarakat dan lingkungan
9 Sepuluh lidah api ; Melambangkan DASADARMA
ARTI WARNA:
1. Hitam : Teguh, tegas, kesungguhan hati
2. Merah : Semangat keberanian yang pantang menyerah
3. Kuning : Keagungan, kejayaan, kecerdasan dan
kebijaksanaan
4. Putih : Keprasahajaan hidup dan kesucian abadi
5. Biru : Ketaatan dan pengabdian
6. Coklat : Kesuburan dan kewibaan
PENGANTAR RAPELLING
Rapelling (bahasa Perancis), atau disebut juga abseiling
(bahasa Jerman) adalah teknik menuruni tebing curam dengan
menggunakan geseran pada tali. Teknik ini sangat berguna bagi
dunia kemiliteran. Terutama untuk menjalankan misi anti terror
yang harus menuruni gedung, teknik ini sangat dibutuhkan.
Sejalan dengan perkembangannya, rapeling saat ini juga sangat
membantu dalam bidang SAR, hingga untuk organisasi pecinta
alam.
Namun sebelum kita mengenal lebih jauh apa itu rapeling, akan kita pelajari dahulu peralatan yang wajib digunakan dalam rapeling. Ini penting karena tanpa pengetahuan kegunaan alat itu sendiri, rapeling justru akan membahayakan si pengguna. Berikut alat yang biasa digunakan:
TALI
Kalau dilihat dari strukturnya, tali untuk rock climbing terdiri dari dua jenis, yaitu hawserlaid dan kernmantel. Tali hawserlaid terdiri dari serat-serat halus yang dipilin mnjadi tiga badan. Tali jenis ini tahan terhadap abrasi (gesekan), mempunyai daya lentur yang tinggi (sampai 40%), dan segera diketahui kalau terjadi kerusakan. Kendati demikian, tali ini cenderung menjadi kaku kalau sering digunakan, sehingga agak sukar membuat simpul. Pilinannya juga menyebebkan tali itu cenderung melintir bila dipakai untuk meluncur ke bawah.
Tali kenrmantel terdiri dari dua bagian, yaitu bagian inti (kern) dan bagian luar
(mantel). Bagian luar tali ini merupakan anyaman yang melindungi bagian inti.
Dibandingkan Menurut bahan yang dipakai, tali terbagi menjadi dua macam, yaitu tali
serat alam (serat nanas atau manila) dan tali serat sintetis. Untuk rock climbing tali
harus kuat dan kokoh, serta ringan dan mudah dibawa. Dalam hal ini, tali sintetis nilon
lebih umum dipakai.
Dibanding dengan tali serat
alam, tali dari nilon memiliki
beberapa keuntungan: ringan,
punya daya lentur tinggi, tidak
mudah basah, cepat kering, lemas,
dan mudah diikatkan. Akan tetapi
tali nilon juga mempunyai
kelemahan, yaitu cenderung aus
dan lecet kalau terkena pinggiran
batu yang kasar, serta gampang
meleleh pada suhu udara yang tinggi (sekitar 250 derajat Celsius)
Tali serat alam tidak baik dipakai untuk rock climbing. Tali ini tidak sekuat dan
selentur tali nilon, mudah rusak karena basah atau lembab, kaku dan susah diatur, dan
serat-seratnya mudah tercerai berai. Tali serat alam juga terlalu berat dibawa ke tebing-
tebing batu.- hawserlaid, daya lentur tali kernmantel tidak terlalu besar, hanya 25%.
Akan tetapi kekuatan tali ini sangat besar, dan umumnya mampu menahan baban
seberat 2000 kg (untuk diameter 11 atau 12 mm). Kendati demikian, di medan
sesungguhnya kekuatan itu bisa saja berkurang karena berbagai hal, antara lain gesekan dengan tebing, simpul yang dibuat pada tali-tali tersebut, gesekan dengan alat yang terbuat dari logam, hentakan-hentakan yang dihasilkan oleh gerakan turun, panas matahari, atau lumpur yang menempel pada tali. Kelemahannya, kalau bagian inti tali ini rusak, pengamatannya akan sulit karena tertutup oleh bagian luarnya.
KARABINER
Karabiner atau snap-link adalah salah satu alat terpenting
dalam rock climbing. UIAA (Union Internationale des associations
d’Alpinisme) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss, memberikan
ketentuan bahwa sebuah karabiner yang baik dan aman harus mampu
menahan beban seberat 2200 kg (pintu tertutup) atau 1200 kg (pintu
terbuka) searah dengan poros utamanya. Sedangkan searah dengan
poros kecil (poros pendek), sebuah karabiner harus kuat menahan beban seberat 600 kg.
Kekuatan karabiner itu sendiri
tergantung pada beberapa hal, yaitu logam,
bentuk, penampang lintang, dan pintunya.
Karabiner yang terbuat dari besi baja
kekuatannya baik, tapi beratnya
menyebabkan pemakaiannya kurang
praktis, lebih-lebih kalau si pemanjat tebing harus membawa sejumlah besar karabiner. Sebagai gantinya, diciptakan lah karabiner dari campuran alumunium (allumunium alloy) yang ringan tetapi kekuatannya sama dengan besi baja.
Pada dasarnya ada dua bentuk
karabiner, yaitu bulat telur dan bentuk D.
selain itu ada juga beberapa variasi dari
bentuk-bentuk karabiner, seperti misalnya
bentuk kidney (ginjal) dan bundar. Karabiner
bentuk bulat telur lebih mudah digunakan
untuk pelbagai keperluan. Beban yang jatuh di
karabiner ini terbagi rata di kedua sisi poros utama, dan akhirnya pada kedua pin di
pintu karabiner. Pin di salah satu poros pendek inilah bagian paling lemah dari sebuah
karabiner.
Karabiner bentuk D adalah yang terkuat di antara bentuk-bentuk lainnya. Karena bentuknya, beban terpusat pada sudut-sudut yang jauh dan berlawanan dengan pintu karabiner, sehingga tidak diteruskan ke pintu dan pin-nya. Karabiner bentuk D juga dapat menahan beban dengan baik kendati pintunya terbuka. Kedudukan beban mantap di sudut-sudut tertentu tanpa bisa tergeser-geser.
Kendati tak terlalu kuat seperti bentuk D, karabiner bentuk bulat telur untuk pelbagai keperluan lebih mudah digunakan. Sebagai contoh, system geseran atau (friction) yang disebut brake bar untuk rapelling (turun dengan menggunakan tali) hanya baik dilakukan dengan memakai karabiner bentuk bulat telur. Bagaimanapun semua bentuk karabiner akan lebih kuat menahan beban apabila tekanannya jatuh searah dengan poros utama (poros panjang) dengan pintu tertutup.
Penampang lintang sebuah karabiner yang baik dan kuat adalah yang persegi (empat persegi panjang atau trapesium). Akan tetapi karabiner dengan penampang lintang seperti ini sering kali lebih sukar digunakan ketimbang dengan yang berpenampang lintang bundar.
Bagian terlemah dari sebuah karabiner adalah pintunya,
terutama pin engsel dan pin penguncinya. Karena itu, kedua pin
pada pintu sebuah karabiner harus selalu diperhatikan.
Karabiner yang menggunakan sekrup pengunci pada pintunya
(screwgate) mampu mengurangi kelemahan pada pintu, karena
pin penguncinya dilindungi oleh sekrup. Akan tetapi sekrup pada pintu kadang-kadang memperlambat gerakan, karena harus memutar sekrupnya terlebih dahulu kalau hendak membuka pintu karabiner. Lebih-lebih kalau sekrup itu macet dan sukar dibuka.
WEBBING
Webbing adalah pita yang terbuat dari bahan nilon.
Pemakaiannya menjadi populer setelah Perang Dunia II, sebagai
akibat dari kelebihan produksi begitu pertempuran usai. Webbing
kadang-kadang disebut “tali pipih”, karena kekuatannya memang
sama dengan tali, kendati tidak mempunyai daya lentur.
Ada dua jenis webbing, yaitu tubular dan non-tubular
(solid). Webbing itu lebarnya bervariasi antara 3 sampai 5 cm.
kegunaannya sangat banyak, antara lain sebagai sling, tangga gantung, runner, harness¸ dan lain sebagainya.
CARA MEMAKAI WEBBING